Monday, May 8, 2017

Contoh Proposal SEDEKAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sedekah merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat muslim sebagai wujud kecintaan hamba terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya sehingga seorang hamba rela menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan agama baik dalam rangka membantu sesama maupun perjuangan dakwah Islam.
Masyarakat indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sedekah sudah seharusnya menjadi kewajiban yang ditunaikan oleh setiap individu yang muslim. Sedekah merupakan ibadah yang mempunyai dimensi ganda, yaitu horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkaitan dengan bentuk dan pola hubungan antar manusia, sedangkan dimensi vertikal berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan.Sedekah bisa disebut sebagai ibadah sosial. Ibadah sosial merupakan ibadah yang mempunyai efek langsung dengan konteks kehidupan masyarakat sekitar, mengandung nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial sehingga dapat diharapkan dapat meratakan pendapatan ekonomi serta menghapus kemiskinan dalam masyarakat.Masyarakat yang mengalami kesulitan dalam masalah ekonomi, baik itu dari kurangnya lapangan pekerjaan maupun rendahnya pendidikan sehingga menimbulkan banyak pengangguran dan enggan untuk melakukan sedekah.          Hambatan – hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal utuk bersedakah ,kehawatiran kehabisan dana atau harta jika di sedakahkan dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan harta yang baik . Pengembangan harta bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau berani menyalurkan sedakah, tetapi juga harus dibarengi dengan niat dan latihan yang terus menerus dari diri kita sendiri, sungguh bisa dan mampu mengelarkan harta untuk bersedekah tanpa adanya kehawatiran akan habisnya harta atau kehawatiran lainnya.Oleh karena itu perintah untuk bersedekah tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits, sebagaimana dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 114.
 žw uŽöyz Îû 9ŽÏVŸ2 `ÏiB öNßg1uqôf¯R žwÎ) ô`tB ttBr& >ps%y|ÁÎ/ ÷rr& >$rã÷ètB ÷rr& £x»n=ô¹Î) šú÷üt/ Ĩ$¨Y9$# 4 `tBur ö@yèøÿtƒ šÏ9ºsŒ uä!$tóÏFö/$# ÏN$|ÊósD «!$# t$öq|¡sù ÏmŠÏ?÷sçR #·ô_r& $\KÏàtã ÇÊÊÍÈ
114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.
Sedekah atau dalam bahasa Arab shodaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharapkan ridho Allah SWT dan pahala semata[1]. Shadaqoh berasaldari kata shadaqa yang berarti benar. Makna sedekah secara bahasa adalahmembenarkan sesuatu (Iskandar, 1994: 35). Rasulullah bersabda, ”Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya, kecuali tigaperkara, sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yangmendoa’aknnya” (HR. Muslim).[2]
Sedekah adalah salah satu bentuk syukur seorang hamba kepada Allah atas anugrah nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan cara yang paling tepat bagi seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat-Nya adalah dengan memanfaatkan harta benda dalam hal kebaikan karena dicari dan dikumpulkan dengan cara yang baik. Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta yang baik, akan mendidik seseorang menjadi pribadi yang rendah hati,dan belajar hidup bersahaja.Dengan bersedekah berarti mengoptimalkan keberadaan harta benda, menghindari hidup berfoya-foya, boros dan mubazir. Orang-orang yang gemar bersedekah akan didoakan oleh mereka yang mengelola, menyalurkan, dan menerima sedekahnya. Semua berharap agar orang-orang yang bersedekah selalu diiringi kebaikan dan berkah dari Allah SWT.
Menurut Thobroni dalam buku Mukjizat Sedekah, Orang yang gemar bersedekah adalah mereka yang memahami arti kehidupan dalam hidupnya. Di dalam rumus hidupnya, orang yang gemar bersedekah lebih memahami makna pentingnya berbagi kepada sesama, daripada suka menuntut dan meminta yang seringkali bukan haknya. Orang yang kaya mendapatkan kemudahan dan kesempatan yang luas dari Allah untuk mengeluarkan sebagian hartanya bagi orang-orang yang membutuhkan. Sedekah akan membuat amalan ibadah mereka semakin lengkap di mata Allah SWT, dan semakin sempurna untuk kehidupan sosialnya ditengah masyarakat luas.[3]
Dari latar belakang di atas dapat dijelaskan bahwa Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo,dengan kegiatan Sedekah Seribu setiap malam jum’at mengingatkan kepada para santri untuk selalu bersedekah dengan ikhlas, supaya dari sedekah tersebut para santri akan tergugah hati dan rohaninya bahwa harta pribadi mereka bukan sepenuhnya milik mereka, akan tetapi ada harta hak orang lain yang mestinyadisalurkan.[4]
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian di Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang, karena peneliti merasa tertarik terhadap praktek perilaku Sedekah yang dilakukan oleh pengurus Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang di pondoknya  tersebut dalam memberikan binaan dalam upaya peningkatan kesadaran santri dalam menyalurkan uang yang mereka miliki dalam usaha pembentukan manusia yang gemar berdedekah tanpa paksaan dan pamrih. Alasan obyektif peneliti mengambil judul tersebut yaitu: bahwasannya yang pertama,Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah Saw, dan memiliki beberapa manfaat dan keutamaan atau fadhilah. Kedua, peneliti ingin mengkaji tentang perilaku sedekah yang dilakukan oleh para santri dalam tiap minggunya dengan tanpa adanya paksaan. Adapun alasan subyektif peneliti mengambil judul tersebut yaitu: pertama, Sedekah itu sering kali dianggap sebagai selamatan keberhasilan dari hasil sesuatu, karena sebenarnya sedekah itu sangat luas tujuan dan amalannya. Kedua, banyak orang yang tidak memahami tentang keutamaan melakukan sedekah. Oleh karena itu, peneliti mengambil tema dalam penelitian ini yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH RIMBO BUJANG DALAM MENCIPTAKAN MANUSIA YANG GEMAR BERSEDEKAH DENGAN TANPA PAKSAAN DAN PAMRIH MELALUI KEGIATAN BERSEDEKAH SERIBU (SERBU)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, muncul permasalahan penelitian, yakni:
1.      Apakah perilaku pembiasaan penggelaran sedekah seribu (serbu) dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa santri dalam penanaman kebiasaan bersedekah tanpa pamrih dan paksaan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk menguji secara empiris ada atau tidak adanya pengaruh perilaku sedekah terhadap perkembangan usaha pada peserta komunitas usaha mikro muamalat berbasis masjid.
2.      Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang serbu sebagai faktor pembentukan kebiasaan santri yang gemar bersedekah, sehingga penelitian ini dapat menambahkan khasanah karya ilmiah bagi Fakultas Syari’ah khususnya pada jurusan Ekonomi Syari’ah.
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat tentang pengaruh perilaku kegiatan serbu terhadap pembentukan karakter dan kebiasaan santri yang gemar bersedekah tanpa pamrih paksaan,sehingga benar-benar bisa menjadi contoh yang b aik dikalangan masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kerangka Landasan Teori
       2.1.1. Perilaku Sedekah
 2.1.1.1. Pengertian Sedekah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sedekah adalah derma kepada orang miskin dan sebagainya. Berdasarkan cinta kasih kepada  sesama manusia, selamatan, kenduri, pemberian sesuatu kepada fakirmiskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi (derma).[5] Sedekah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Orang yanggemar bersedekah bisa diartikan sebagai orang yang benar pengakuan imannya. Menurut istilah atau terminologi syariat, sedekah yaitumengeluarkan sebagian harta atau pendapatan / penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Sedekah juga merupakan pemberian yang dikeluarkan secara sukarela kepada siapa saja, tanpa nisab dan tanpa adanya aturan waktu yang mengikat (Muhammad Sanusi, 2009: 8-9). Sedekah berarti sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah.[6]
Banyak ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang sedekah. Tetapi tidak semua ayat-ayat yang mengandung kata sedekah dimaksudkan sebagai sedekah yang berarti berderma seperti yang difahami. Kata sedekah juga dimaksudkan untuk zakat yang esensial memang berbeda dengan sedekah. Seperti dalam surat At-Taubah ayat 60,*
 $yJ¯RÎ) àM»s%y¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏB̍»tóø9$#ur Îûur È@Î6y «!$# Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇÏÉÈ
Artinya :“Sesungguhnya sedekah-sedekah itu hanyalah untuk orangorang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalanAllah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. At-taubah: 60).[7]

Ayat tersebut dengan jelas terlihat penggunaan kata sedekah yang digunakan untuk amal zakat, yang mensyaratkan kepemilikan harta yang sifatnya material. Sementara sedekah yang dimaksud yaitu kegiatan atau amalan yang tidak identik dengan pemberian dan tidak mensyaratkan kepemilikan materi. Tetapi, sedekah yang mempunyai cakupan makna yang lebih luas, bisa dengan sedekah informasi, maupun dengan pendapat. Semua itu bisa disebut sebagai sedekah asalkan diniatkan dengan tulus.
Menurut Iskandar, suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharapkan ridho Allah SWT dan pahala semata. Shadaqoh berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Makna sedekah secara bahasa adalah membenarkansesuatu.[8]
Menurut Syara', sedekah atau shadaqoh berarti member kepemilikan pada seseorang pada waktu hidup dengan tanpa imbalan sesuatu dari yang diberi serta ada tujuan taqorrub pada Allah SWT. Sedekah juga diartikan memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan (fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala.[9]
Menurut Wahyu (2007: 5) sedekah itu berarti menyisihkan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kaum fuqara wal masakin atau orang yang berhak mendapatkannya dengan hati yang ikhlas dan mengharap dari ridha Allah. Pemberian kepada orang lain, baik bersifat materi maupun nonmateri secara sukarela, tanpa nisab, dan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun,  serta kepada siapa pun tanpaaturan dan syarat, kecuali untuk mengharapkan ridho Allah.[10]
2.1.1.2  . Hukum Sedekah
Sedekah secara umum, yang berarti non materi, seperti kebaikan dan senyuman sekalipun tetaplah diberikan kepada siapa saja dan kapan saja. Menurut Wahyu (2007: 10) sedekah tidak terbatas tempat dan golongan, siapa saja berhak mendapatkan sedekah. Tetapi pada dasarnya ada dua golongan utama yang paling berhak mendapatkan sedekah, yaitu:
a.       Sesama muslim, yaitu pemberian sedekah yang dilakukan kepada siapa saja baik fakir miskin atau orang terlantar yang seagama lebih utama mendapatkan sedekah daripada non-muslim.
b.      Sedekah dapat diberikan kepada siapa saja, tidak memandang dari agama, ras, suku, kebangsaan, status sosial, maupun kehidupannya. Sedekah diberikan bagi siapa saja yang membutuhkan uluran tangan, baik berupa materi maupu spiritual.[11]
Al-Quran dan Hadist menganjurkan untuk melakukan sedekah akan tetapi tidak sebagaimana kewajiban mengeluarkan zakat, dan sholat. Karena sedekah tidak ada ketentuan dan kadarnya seperti zakat, sedekah tidak ada ketentuan pelaksaannya seperti ibadah sholat. Dan tidak ada dosa yang dijelaskan seandainya seseorang tidak melakukan sedekah sebagaimana ibadah melakukan zakat dan sholat.
Akan tetapi secara umum, sedekah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sedekah yang wajib dan sedekah yang sunah. Sedekah yang sunah pun dibedakan menjadi dua, yaitu sedekah yang pahalanya tidak senantiasa mengalir, dan sedekah yang pahalanya senantiasa mengalir meskipun pihak yang menyedekahkan hartanya telah meninggal dunia. Dalam sabda Rasulullah, nabi bersabda.”Diriwayatkan dari AbuHurairah ra. bahwa Rasulullah bersabda: Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan AbuDaud)[12]
Sedekah merupakan pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Shodaqoh juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian diatas oleh para fuqoha (ahli fikih) disebut Sadaqah at-Tatawwu’ (sedekah secara spontan dan sukarela).[13]
Sedekah yang tidak disertai dengan rasa yang ikhlas tidak dapat digolongkan sebagai bentuk sedekah, tetapi hanya dipandang sebagai pemberian belaka. Sedekah adalah pemberian dari muslim ke sesama muslim atau non-muslim. Jadi pemberian yang berasal dari nonmuslim, meskipun diberikan dengan hati yang tulus, tetap tidakdikategorikan sebagai sedekah. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata, “sedekah itu wajib dilakukan setiap anggota tubuhmu, untuk setiap helai rambutmu, dan untuk setiap saat dalam hidupmu”.
2.1.1.3. Perbedaan Sedekah, Zakat, Infaq, dan Wakaf
a.       Sedekah merupakan pemberian kepada orang lain baik bersifat materi maupun nonmateri secara sukarela, tanpa nisab, bisadilakukan kapan pun, dimana pun, dan oleh siapa pun, tanpa aturan dan syarat, kecuali mengharap ridha Allah (Sanusi, 2009: 10-12).
b.      Zakat yaitu mengeluarkan sebagian dari harta yang telah mencapai nisab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq), dan kepemilikan harta telah mencapai hawl (1 tahun). Zakat terikat batasan hawl dan nisab yakni batasan waktu dan jumlah yang mewajibkan zakat. Zakat juga telah menentukan kepada siapa saja yang berhak menerimanya  (Yusuf, 2004: 34).
c.       Infak yaitu mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan agama islam.
d.      Wakaf adalah penahanan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah untuk kepentingan mubah yang bermanfaat, baik kepada masyarakat secara umum dan kepada penerima wakaf secara khusus (Mubarak, 2008: 8-9). Sepintas pengertian Infak dan Wakaf hampir sama dengan Sedekah, hal yang membedakan yaitu infak dan wakaf harus berbentuk materi, sedangkan sedekah tidakharus berbentuk materi.
2.1.1.4. Macam- macam sedekah
Sedekah dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dan kepada siapa saja. Oleh karena itu, sedekah juga bisa dilakukan dengan apa saja, baik dengan harta atau materi, maupun bukan harta atau nonmateri. Menurut Muhammad Sanusi (dalam The Power of Sedekah, 2009) pemetaan macam-macam bersedekah dibagi menjadi dua macam, sedekah materi dan sedekah nonmateri (sedekah potensi).
1.      Sedekah Materi
Sedekah melalui harta benda merupakan sedekah dalam arti konvensional, yang dilakukan antar sesama melalui momenmomen tertentu. Pada umumnya manusia lebih cenderung memikirkan kebutuhan ekonominya dari pada kebutuhan lain. Sedekah dengan harta merupakan representasi dari kepekaan atau sensitifitas terhadap keadaan masyarakat. Orang yang mempunyai harta lebih dari pada mereka yang kekurangan dan membutuhkan bantuan, maka sedekah harta adalah yang paling dianjurkan untuk dilakukan. Seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 267
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB óOçFö;|¡Ÿ2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚöF{$# ( Ÿwur (#qßJ£Jus? y]ŠÎ7yø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmƒÉÏ{$t«Î/ HwÎ) br& (#qàÒÏJøóè? ÏmÏù 4 (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# ;ÓÍ_xî îŠÏJym ÇËÏÐÈ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan dari sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mngambilnya melainkan dengan memincingkan mata  (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji”. (QS. Al-Baqarah: 276).[14]
Ayat diatas menunjukan bahwa keharusan untuk menafkahkan harta benda dijalan Allah termasuk dalam hal menyedekahkan sebagian harta yang halal dan yang baik kepada mereka yang membutuhkan.


2.      Sedekah Potensi
Telah disebutkan bahwa sedekah tidak hanya berbentuk materi saja, ada banyak hal yang dilakukan untuk mempraktikan amalan sedekah, diantaranya:
a.       Potensi tenaga, yaitu kemampuan untuk difungsikan dan dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan positif. Seperti membantu orang lain, gotong royong membangun masjid, membersihkan lingkungan, melestarikan sarana dan prasarana lingkungan, menjaga keamanan lingkungan serta membuang atau menyingkirkan duri di jalan termasuk sedekah dengan tenaga.
b.      Potensi pikiran, merupakan kemampuan untuk berfikir dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi manusia. Seseorang yang berada dalam kesulitan maka dapat bersedekah dengan sumbangan saran dan nasihat yang baik (Muhammad Sanusi, 2009: 13-20). Rosulullah bersabda :”Janganlah sekalikali engkau meremehkan suatu kebaikan, walaupun hanya menemui saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ramah”. (HR. Muslim).
Menurut Wahyu (2007: 15-22) macam sedekah tidak kenal batasan, secara garis besar bahwa sedekah tidak melalui sosial, harta duiniawi saja, akan tetapi juga dengan harta rohani.
1)      Sedekah dengan harta duniawi berupa uang, pakaian, pangan, atau benda apapun yang dilihat oleh mata dan milik pribadi. Allah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 92, Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu maka sungguh, Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Imran: 92)[15]
Menafkahkan sebagian harta dengan mengharap ridho Allah jauh lebih baik daripada hanya sekedar memberi tanpa arti, atau mengharapkan imbalan dari orang lain. Sedekah berupa harta benda memang tidak dibatasi siapa yang memberi dan menerima,  tentang sedekah yang diberikan dari orang nonmuslim ada konteks tertentu yang berhak untuk diseleksi (karena terhalang agama).
2)      Sedekah yang bukan berupa harta duniawi, melainkan bisa dilihat dengan hati, yaitu sedekah yang berupa kebaikan, memberikan pertolongan, bahkan memberikan senyuman dapat diketegorikansebagai sedekah.
2.1.1.5. Manfaat dan Hikmah sedekah
Bersedekah memberikan banyak manfaat bagi siapa saja terutama
bagi yang memberi sedekah, antara lain yaitu:
a.       Dapat menenangkan jiwa, yaitu dijauhkan dari rasa gelisah, resah, bingung, dan bimbang, atas semua urusan dunianya.
b.      Ada perasaan bahagia karena telah menolong orang lain.
c.       Akan ditingkatkan derajatnya di mata Allah SWT.
d.      Dimudahkan urusan dunia oleh Allah.
e.       Diberikan solusi terbaik dari segala permasalahannya.
Manfaat lain yang diperoleh dengan bersedekah yaitu mensucikan hati dan sifat bakhil, dan membersihkan harta dari terambilnya hak-hak orang lain (Wahyu, 2007: 23). Hikmah bersedekah menurut Ibrahim (2010, 85-87) antara lainyaitu:
a.       Sedekah sebagai obat. Dalam hadits dsebutkan, “Obatilah orangsakit di antara kalian dengan sedekah.”
b.      Allah akan melipat-gandakan pahala orang yang bersedakah. (Firman Allah dalam Surat Al Hadid: 18).
c.        Sukses meraih keinginan dan selamat dari sesuatu yang dihindari. (surat At-Taghabun: 16).
d.      Sedekah dapat menolak kematian yang buruk. Dalam hadisdisebutkan , “Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Rabb dan menolak kematian yang buruk.”
e.       Sedekah dapat melindungi/menaunginya di hari kiamat. Mendekatkan diri kepada Allah. (surat Al-A’raf: 56).
2.1.1.6. Perilaku sedekah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.[16] Perilaku sedekah yang dimaksudkan adalah perbuatan melakukan sedekah yang dilakukan secara ikhlas, meningkat, terus menerus dan istiqomah dengan mengharap ridho Allah (Sanusi, 2009: 40). Bersedekah tidak hanya dalam keadaan lapang, tetapi dalam keadaan susah akan melakukan sedekah. Perilaku sedekah seperti itu yang diterapkan pada diri seseorang (Mansyur, 2010: 12-15).
Pengelolaan sedekah sama halnya pada pengelolaan zakat, akan tetapi pada penyaluran sedekah tidak sama seperti zakat. Pada penyaluran zakat telah ditentukan kepada siapa saja yang berhak menerimanya. Sedangkan sedekah diberikan pada hal-hal yang bersifat sosial, seperti mambantu korban bencana alam, memberikan santunan kepada anak yatim, memberikan bantuan kepada anak kurang mampu untuk sekolah, dan kegiatan sosial lainnya.
Sedekah juga merupakan bentuk syukur seorang hamba kepada Tuhan atas anugrah nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan cara yang paling tepat bagi seorang hamba untuk bersyukur adalah dengan memanfaatkan harta benda dalam hal kebaikan karena dicari dan dikumpulkan dengan cara yang baik. Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta yang baik, akan mendidik seseorang menjadi pribadi yang rendah hati, dan belajar hidup bersahaja.[17]

2.2. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut: bahwa ada pengaruh antara praktek perilaku kegiatan sedekah seribu (serbu) setiap malam jum’at terhadap pembentukan karakter dan jiwa santri yang gemar bersedekah tanpa pamrih dan paksaan.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
       3.1.1. Jenis dan Metodologi Penelitian
Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian internal (dalam rangka menguji hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasil pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang akan diteliti. Padaumumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.[18]
Variabel penelitian yaitu obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[19] Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variable terikat (dependent variable). Untuk lebih jelasnya penulis merumuskan variabel-variabel sebagai berikut:
1.            Perilaku sedekah (Variabel Independent (X))
2.            Perkembangan Jiwa Santri (Variabel Dependent (Y)).
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari masing-masing definisi konseptual dan operasional dapat dijelaskan seperti berikut.
3.2.1. Definisi Konseptual
1.      Perkembangan jiwa dan karakter santri
Perkembangan jiwa merupakan suatu bentuk usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan dan kemandirian. Perkembangan jiwa di lakukan oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju dan berkembang.[20]
2.      Perilaku Sedekah
Perilaku sedekah adalah perbuatan melakukan sedekah yang dilakukan secara ikhlas, meningkat, terus menerus dan istiqomah dengan mengharap ridho Allah. Bersedekah tidak hanya dalam keadaan lapang, tetapi dalam keadaan susah akan melakukan sedekah.[21]
3.2.2. Definisi Operasional
Sedekah adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT. Sedekah juga diartikan memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan (fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala. Menurut Sanusi (2009: 40) perilaku sedekah adalah perbuatan melakukan sedekah, baik sedekah materi maupun nonmateri yang dilakukan secara ikhlas, meningkat, terus menerus dan istiqomah dengan mengharapkan ridho Allah. Pengukuran perilaku sedekah dapat dilihat dari skala pengukuran yang meliputi:
1.      Syukur adalah bentuk rasa terima kasih yang mendalam atas nikmat dan anugrah yang telah Allah berikan.
2.      Motivasi adalah suatu kekuatan (power), tenaga (forces), daya  (energy), atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state), dan kesiap-sediaan (prepratory set) dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak.Motivasi muncul dari dalam individu itu sendiri dan juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan.
3.      Frekuensi yaitu seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
4.      Ikhlas adalah melakukan sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya (Mustofa, 2009: 9)[22]
3.3. Sumber dan Jenis Data
Data primer dalam penelitian ini bersumber dari data skala, yang diperoleh dari skor skala perilaku sedekah dengan skor skala perkembangan jiwa dan karakter santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo dalam melakukan kebiasaan  bersedekah. Dari data tersebut akan diperoleh pengukuran tingkat tinggi atau rendahnya subjek dalam penelitian.
Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku, file-file, dan dokumen-dokumen yang tersimpan di kantor sekretariat Pon-Pes Al-Inayah, serta dapat diperoleh melalui pimpinan Pondok Pesantren, stafstaf, dan para pengurus yang lain.
Sumber data adalah subjek dari mana data itu dapat diperoleh.[23] Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer adalah sesuatu yang dijadikan rujukan untuk memperoleh data pokok dalam suatu penelitian (Hasan, 2002: 82). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah para santri pondok pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang yang berjumlah 600 santri putra dan putri. Dari sumber data tersebut diperoleh data tentang perilaku sedekah seribu (Serbu) terhadap perkembangan jiwa dan karakter santri dalam melakukan sedekah tanpa pamrih dan paksaan (Ikhlas) dalam kehidupan sehari-hariannya.
Sumber data sekunder adalah sesuatu yang dijadikan sebagai pendukung atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.[24]Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada relevansinya dengan sedekah, jurnal, dan secretariat Pon-Pes Al-Inayah, serta dapat diperoleh melalui pimpinan Pondok Pesantren, stafstaf, dan para pengurus yang lain. Dari sumber data tersebut diperoleh data monografi yaitu gambaran tentang denah atau peta keberadaan Pon-Pes Al-Inayah Rimbo Bujang, dan data Geografis yaitu gambaran mengenai Pon-Pes Al-Inayah Rimbo Bujang dengan beberapa tempat yang ada disekitarnya


3.4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi berhubungan dengan data, bukan manusiannya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.[25] Sedangkan sampel menurut Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.[26]
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel cluster. Pengambilan sampel dengan cara cluster (cluster random sampling) adalah dengan melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individu.[27]
3.5. Tehnik Pengumpulan Data
Berupa metode yang digunakan dalam menyusun skripsi ini diantaranya:
3.5.1. Angket atau Kuesioner
Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang akan diselidiki respondennya.[28] Metode ini, peneliti gunakan untuk mengukur perilaku sedekah dan perkembangan jiwa dan karakter santri.
1) Skala Perilaku sedekah
Skala perilaku sedekah dimaksudkan untuk mengukur tingkat perilaku sedekah. Skala ini berdasarkan pada beberapa pandangan yang mengungkapkan bahwa perilaku sedekah terdiri dari empat aspek, yaitu: 1). Syukur (Mansyur, 2008: 16-18). 2). Motivasi (Najati, 2005: 210). 3). Frekuensi (Makmun, 200: 40). 4). Ikhlas (Mustofa, 2009: 9).
Skala Perilaku Sedekah terdiri dari 36 item pertanyaan, diantaranya 20 item pertanyaan Favorabel dan 16 item pertanyaan Unfavorabel. Setiap indikator terdiri 8 sampai 10 item pertanyaan, 4 sampai 5 pertanyaan Favorabel dan 4 sampai 5 item pertanyaan Unfavorabel. Skala perilaku sedekah dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Skala Likert tersebut terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju  (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)  (Azwar, 1998: 90). Jenis item pertanyaan ada dua macam, yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Item Favorabel adalah pertanyaan yang seiring dengan pernyataan, sedangkan item Unfavorable adalah pertanyaan yang tidak sesuai dengan pernyataan. Skor setiap item skala perilaku sedekah berkisar antara 1 sampai 4 sebagaimana dalam tabel.
Skor Jawaban Item
SS
4
1
S
3
2
TS
2
3
STS
1
4

Untuk mempermudah dalam penyusunan skala perilaku sedekah, maka terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi skala Perilaku Sedekah sebagai mana dalam tabel.


Blue Print Skala Perilaku Sedekah

No

Indikator
Nomor Item
Jumlah Item
Favorabe
Unfavorabel Item
1
Syukur
1, 2, 3, 13, 35
4, 5, 6, 32
9
2
Motivasi
7, 8, 9, 10, 30, 31
11, 12, 14, 15
10
3
Frekuensi
16, 17, 18, 29, 36
19, 20, 21, 33
9
4
Ikhlas
22, 23, 24, 34
25, 26, 27, 28
8

Jumlah
20
16
36

Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Sebelum skala perilaku sedekah digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap para santri putra dan putrid pondok pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang pada tanggal 27 Desember  2016 dan 01 Januari 2017. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk memilih item-item yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
 Seleksi item dilakukan dengan melakukan pengujian validitas terhadap 36 item. Pengujian digunakan dengan menggunakan analisis formulasi korelasi product moment dari Pearson, dan penghitungan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00 diketahui, bahwa dari 36 butir angket tentang perilaku sedekah yang valid berjumlah 26 butir, sedangkan yang tidak valid (drop) berjumlah 10 butir. Koefisien validitas instrumen angket perilaku sedekah bergerak antara 0,099 sampai 0,663 dan Alphanya 0,813 (Hasil Uji Validitas dengan program SPSS versi 12.00 terlampir). Item yang valid dan tidak valid sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Sebaran Item valid dan tidak valid (drop) pada Skala Perilaku Sedekah

Kriteria
Item Nomor
Jumlah

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18,20, 23, 24, 25, 27, 28, 30,31, 32, 33, 35

26



Drop
11, 15, 16, 19, 21, 22, 26, 29, 34, 36
10

Untuk uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha = 0,813
Nilai Alpha lebih besar dari pada r_tabel maka butir soal reliabel (0,813 > 0,271 berarti reliabel).
Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item Skala perilaku sedekah sesudah uji coba yang telah diurutkan kembali dapat dilihat pada table berikut ini:



Blue Print Skala Perilaku Sedekah Pasca Uji Coba

No
Indikator
Nomor Item
Jumlah Item
Favorabel
Unfavorabel
1
Syukur
1, 2, 3, 12, 26
4, 5, 6, 24
9
2
Motivasi
7, 8, 9, 10, 22, 23
11, 13
8
3
Frekuensi
14, 15
16, 25
4
4
Ikhlas
17, 18
19, 20, 21
5
Jumlah
15
11
26

3.5.2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, tatap muka antara pewawancara dan responden (Susanto, 2006: 128).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana pembiasaan perilaku sedekah di kalangan santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Untuk memperoleh data tersebut penulis melakukan wawancara dengan beberapa pengurus dan beberapa santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3.5.3. Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Susanto, 2006: 126).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum yakni pada pembiasaan perilaku sedekah di kalangan santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3.6. Tehnik Analisis Data
Dalam pengolahan data yang diperoleh, digunakan analisis regresi satu prediktor, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel (X) perilaku sedekah terhadap variabel (Y) yaitu perkembangan jiwa dan karakter santri dalam membiasakan sedekah.
Dalam pengolaan data yang penulis peroleh, digunakan tiga tahap, yaitu: setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Di sini digunakan satu prediktor dengan skor kasar yaitu menganalisis seberapa besar pengaruh variabel (X) perilaku sedekah terhadap variabel (Y) jiwa dan karakter santri dalam membiasakan sedekah. Adapun tahapan analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi/pembagian kekerapan keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan mencari pengaruh antara variable independen (X) dengan variabel dependen (Y) dengan dicari melalui analisis regresi satu prediktor (Hadi, 1994: 209).
3. Analisis Lanjutan
Merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil analisis uji hipotesis. Dalam penelitian ini membuat lembar interpretasi dari hasil yang telah diperoleh dengan jalan membandingkan harga Freg yang telah diketahui dengan jalan Ft 5% atau Ft 1% dengan kemungkinan:
a.       Jika harga Freg lebih besar dari Ft 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis diterima).
b.      Jika harga reg F kurang dari Ft 1% atau 5% maka signifikansi (hipotesis ditolak).
Rumus Analisis Regresi Sederhana
Sumber Varian
Db
JK
RK
Freg
Regresi
1
aΣXY + KΣY- (ΣY)²
N

JKreg
Dbreg

RKreg
RKres

Residu
(N-2)
Σ Y² - a ΣXY - K ΣY

Total
(N-1)
ΣY² - (ΣY)²
N


Keterangan:
a : Koefisien prediktor
K : Bilangan konstanta
N : Jumlah sampel yang diteliti
ΣX : Nilai dari variabel X
ΣY : Nilai dari variabel Y
Σ: Nilai kuadrat dari variabel X
ΣXY : Hasil kali dari variabel regresi
JKreg : Jumlah kuadrat regresi
JKres : Jumlah kuadrat residu
RKreg : Rata-rata kuadrat residu
RKres : Rata-rata kuadrat residu
Db : Derajat kebebasan (N-1)
Dbreg : Derajat kebesaran regresi (1)
Dbres : Derajat keabsahan (N-2)





Demikian BUK…. Tugas yang di berikan kepada kami,kami telah berusaha semampu kami,jika ada kekurangan dan kesalahan mohon dimaklumi dan jangan bosan-bosan untuk membimbing dan memberikan teguran kepada kami……. Terima kasih atas semuanya mudah-mdahan ilmu yang IBUK ajarkan kepada kami menjadi ilmu yang  bermanfaat dan bisa kita amalkan dan kami sampaikan kepada orang lain………


F.Monthana@yahoo.com



[1] M. Irfan El-Firdausy,Dahsyatnya Bersedekah (meraih berkah dari bersedekah),2009.Yogyakarta: Cemerlang Publishing, hal.14
[2] Iskandar, ,Sedekah Membuka Pintu Rezeki,1994,Bandung: Pustaka Islam
[3] Muhammad Thobroni, Mukjizat Sedekah, 2007, Yogyakarta: Pustaka Marwa, hal. 26 7
[4] Wawancara Bapak Badruddin,S.Pd.I (Sekretaris Umum Pon-Pes Al-Inayah),31 Desember 2016 Kec.Rimbo Bujang Kab.Tebo
[5] Ana Retnoningsih dan Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: CV. Widya Karya.
2006, hal. 80,
[6] Muhammad Sanusi, The Power Of Sedekah, 2009, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, hal. 8-9
[7] Mentri Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, 2002, hal. 264
[8] Iskandar, Sedekah Membuka Pintu Rezeki,, 1994, Bandung: Pustaka Islam, hal. 35
[9] Shodiq, Kamus Istilah Agama, 1988, Jakarta: Al-amin, hal. 289
[10] Wahyu Indah Retnowati , Hapus Gelisah dengan Sedekah, 2007, Jakarta: Qultum Media, hal. 5
[11] Ibid, hal. 10
[12] Ibid, hal. 11-15
[13] Iskandar, Sedekah Membuka Pintu Rezeki,, 1994, Bandung: Pustaka Islam
[14] Mentri Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, 2002, hal. 56
[15] Mentri Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, 2002, hal. 77
[16] Ana Retnoningsih dan Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, , 2006, Semarang: CV. Widya
Karya.
[17] M. Irfan El-Firdausy, Dahsyatnya Sedekah (meraih berkah dari sedekah), 2009, Yogyakarta:
Cemerlang Publising. Hal. 39-40
[18] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, 1998, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 75
[19] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , 2007, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 118
[20] R Agus Sartono, Menejemen Keuangan Teori dan Aplikasi, 2001, Jogjakarta: BPFE, hal. 122
[21] Muhammad Sanusi, , The Power Of Sedekah, 2009, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
[22] Mahmud Ahmad Mustofa, Dahsyatnya Ikhlas, 2009, Jakarta: PT. Buku Kita, hal. 9
[23] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , 2007, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 194
[24] Sumadi Suryabrata,. Metodologi Penelitian. 1998, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 85
[25] Margono, Penelitian kualitatif, 2000, Yogyakarta : Raja Grafindo Persada, hal. 118
[26] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , 2007, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 194
[27] Saifudi Azwar, metode penelitian. , 1998, Jakarta: CV. Aneka Ilmu, hal. 67
[28] Sugiono, Statistika untuk penelitian, 1989, Jakarta: CV. Alfabeta, hal. 60

1 comment:

CONTOH SURAT OBSERVASI

S A N K E R T A PONDOK PESANTREN AL-INAYAH Jl. Lesmana Desa Perintis Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo DESA                   ...