BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sedekah merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat
muslim sebagai wujud kecintaan hamba terhadap nikmat Allah yang telah diberikan
kepadanya sehingga seorang hamba rela menyisihkan sebagian hartanya untuk
kepentingan agama baik dalam rangka membantu sesama maupun perjuangan dakwah
Islam.
Masyarakat indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
sedekah sudah seharusnya menjadi kewajiban yang ditunaikan oleh setiap individu
yang muslim. Sedekah merupakan ibadah yang mempunyai dimensi ganda, yaitu
horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkaitan dengan bentuk dan pola
hubungan antar manusia, sedangkan dimensi vertikal berkaitan dengan hubungan
manusia dengan Tuhan.Sedekah bisa disebut sebagai ibadah sosial. Ibadah sosial
merupakan ibadah yang mempunyai efek langsung dengan konteks kehidupan
masyarakat sekitar, mengandung nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial
sehingga dapat diharapkan dapat meratakan pendapatan ekonomi serta menghapus
kemiskinan dalam masyarakat.Masyarakat yang mengalami kesulitan dalam masalah
ekonomi, baik itu dari kurangnya lapangan pekerjaan maupun rendahnya pendidikan
sehingga menimbulkan banyak pengangguran dan enggan untuk melakukan sedekah. Hambatan – hambatan yang dihadapi
seperti kekurangan modal utuk bersedakah ,kehawatiran kehabisan dana atau harta
jika di sedakahkan dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat
diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan harta
yang baik . Pengembangan harta bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak
atau berani menyalurkan sedakah, tetapi juga harus dibarengi dengan niat dan
latihan yang terus menerus dari diri kita sendiri, sungguh bisa dan mampu
mengelarkan harta untuk bersedekah tanpa adanya kehawatiran akan habisnya harta
atau kehawatiran lainnya.Oleh karena itu perintah untuk bersedekah tercantum
dalam Al-Qur’an dan Hadits, sebagaimana dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 114.
w uöyz Îû 9ÏV2 `ÏiB öNßg1uqôf¯R wÎ) ô`tB ttBr& >ps%y|ÁÎ/ ÷rr& >$rã÷ètB ÷rr& £x»n=ô¹Î) ú÷üt/ Ĩ$¨Y9$# 4 `tBur ö@yèøÿt Ï9ºs uä!$tóÏFö/$# ÏN$|ÊósD «!$# t$öq|¡sù ÏmÏ?÷sçR #·ô_r& $\KÏàtã ÇÊÊÍÈ
114. “ Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian
Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang
besar.
Sedekah atau dalam bahasa Arab shodaqoh yang berarti suatu pemberian
yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu
pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharapkan
ridho Allah SWT dan pahala semata[1].
Shadaqoh berasaldari kata shadaqa yang berarti benar. Makna sedekah
secara bahasa adalahmembenarkan sesuatu (Iskandar, 1994: 35). Rasulullah
bersabda, ”Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya,
kecuali tigaperkara, sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh
yangmendoa’aknnya” (HR. Muslim).[2]
Sedekah adalah salah satu bentuk syukur seorang hamba kepada Allah
atas anugrah nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan cara yang paling tepat bagi
seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat-Nya adalah dengan memanfaatkan harta
benda dalam hal kebaikan karena dicari dan dikumpulkan dengan cara yang baik.
Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta yang baik, akan mendidik seseorang
menjadi pribadi yang rendah hati,dan belajar hidup bersahaja.Dengan bersedekah
berarti mengoptimalkan keberadaan harta benda, menghindari hidup berfoya-foya,
boros dan mubazir. Orang-orang yang gemar bersedekah akan didoakan oleh mereka
yang mengelola, menyalurkan, dan menerima sedekahnya. Semua berharap agar
orang-orang yang bersedekah selalu diiringi kebaikan dan berkah dari Allah SWT.
Menurut Thobroni dalam buku Mukjizat
Sedekah, Orang yang gemar bersedekah adalah mereka yang memahami arti kehidupan
dalam hidupnya. Di dalam rumus hidupnya, orang yang gemar bersedekah lebih
memahami makna pentingnya berbagi kepada sesama, daripada suka menuntut dan
meminta yang seringkali bukan haknya. Orang yang kaya mendapatkan kemudahan dan
kesempatan yang luas dari Allah untuk mengeluarkan sebagian hartanya bagi
orang-orang yang membutuhkan. Sedekah akan membuat amalan ibadah mereka semakin
lengkap di mata Allah SWT, dan semakin sempurna untuk kehidupan sosialnya
ditengah masyarakat luas.[3]
Dari latar belakang di atas dapat dijelaskan bahwa
Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo,dengan kegiatan Sedekah
Seribu setiap malam jum’at mengingatkan kepada para santri untuk
selalu bersedekah dengan ikhlas, supaya dari sedekah tersebut para santri akan
tergugah hati dan rohaninya bahwa harta pribadi mereka bukan sepenuhnya milik
mereka, akan tetapi ada harta hak orang lain yang mestinyadisalurkan.[4]
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tempat
penelitian di Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang, karena peneliti merasa
tertarik terhadap praktek perilaku Sedekah yang dilakukan oleh pengurus Pondok
Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang di pondoknya tersebut dalam memberikan binaan dalam upaya
peningkatan kesadaran santri dalam menyalurkan uang yang mereka miliki dalam
usaha pembentukan manusia yang gemar berdedekah tanpa paksaan dan pamrih.
Alasan obyektif peneliti mengambil judul tersebut yaitu: bahwasannya yang pertama,Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah Saw, dan
memiliki beberapa manfaat dan keutamaan atau fadhilah. Kedua, peneliti ingin
mengkaji tentang perilaku sedekah yang dilakukan oleh para santri dalam tiap
minggunya dengan tanpa adanya paksaan. Adapun alasan subyektif peneliti
mengambil judul tersebut yaitu: pertama, Sedekah itu sering kali dianggap
sebagai selamatan keberhasilan dari hasil sesuatu, karena sebenarnya sedekah
itu sangat luas tujuan dan amalannya. Kedua, banyak orang yang tidak memahami
tentang keutamaan melakukan sedekah. Oleh karena itu, peneliti mengambil tema
dalam penelitian ini yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN
SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH RIMBO BUJANG DALAM MENCIPTAKAN MANUSIA YANG
GEMAR BERSEDEKAH DENGAN TANPA PAKSAAN DAN PAMRIH MELALUI KEGIATAN BERSEDEKAH
SERIBU (SERBU)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, muncul
permasalahan penelitian, yakni:
1.
Apakah
perilaku pembiasaan penggelaran sedekah seribu (serbu) dapat berpengaruh
terhadap perkembangan jiwa santri dalam penanaman kebiasaan bersedekah tanpa
pamrih dan paksaan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, adalah untuk menguji secara empiris ada atau tidak adanya
pengaruh perilaku sedekah terhadap perkembangan usaha pada peserta komunitas
usaha mikro muamalat berbasis masjid.
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang serbu sebagai
faktor pembentukan kebiasaan santri yang gemar bersedekah, sehingga penelitian
ini dapat menambahkan khasanah karya ilmiah bagi Fakultas Syari’ah khususnya
pada jurusan Ekonomi Syari’ah.
b.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat tentang
pengaruh perilaku kegiatan serbu terhadap pembentukan karakter dan kebiasaan
santri yang gemar bersedekah tanpa pamrih paksaan,sehingga benar-benar bisa
menjadi contoh yang b aik dikalangan masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kerangka Landasan Teori
2.1.1. Perilaku
Sedekah
2.1.1.1. Pengertian
Sedekah
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia sedekah adalah derma kepada orang miskin dan
sebagainya. Berdasarkan cinta kasih kepada
sesama manusia, selamatan, kenduri, pemberian sesuatu kepada fakirmiskin
atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai
dengan kemampuan pemberi (derma).[5] Sedekah
berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Orang yanggemar bersedekah
bisa diartikan sebagai orang yang benar pengakuan imannya. Menurut istilah atau
terminologi syariat, sedekah yaitumengeluarkan sebagian harta atau pendapatan /
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Sedekah juga
merupakan pemberian yang dikeluarkan secara sukarela kepada siapa saja, tanpa nisab
dan tanpa adanya aturan waktu yang mengikat (Muhammad Sanusi, 2009: 8-9).
Sedekah berarti sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada
Allah.[6]
Banyak ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang sedekah. Tetapi
tidak semua ayat-ayat yang mengandung kata sedekah dimaksudkan sebagai sedekah
yang berarti berderma seperti yang difahami. Kata sedekah juga dimaksudkan
untuk zakat yang esensial memang berbeda dengan sedekah. Seperti dalam surat
At-Taubah ayat 60,*
$yJ¯RÎ) àM»s%y¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pkön=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏBÌ»tóø9$#ur Îûur È@Î6y «!$# Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ( ZpÒÌsù ÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇÏÉÈ
Artinya :“Sesungguhnya
sedekah-sedekah itu hanyalah untuk orangorang fakir, orang miskin, amil zakat,
yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalanAllah dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui,
Maha Bijaksana.” (QS. At-taubah: 60).[7]
Ayat tersebut dengan jelas terlihat penggunaan kata sedekah yang
digunakan untuk amal zakat, yang mensyaratkan kepemilikan harta yang sifatnya
material. Sementara sedekah yang dimaksud yaitu kegiatan atau amalan yang tidak
identik dengan pemberian dan tidak mensyaratkan kepemilikan materi. Tetapi,
sedekah yang mempunyai cakupan makna yang lebih luas, bisa dengan sedekah
informasi, maupun dengan pendapat. Semua itu bisa disebut sebagai sedekah
asalkan diniatkan dengan tulus.
Menurut Iskandar, suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim
kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai kebajikan yang mengharapkan ridho Allah SWT dan pahala semata. Shadaqoh
berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Makna sedekah secara
bahasa adalah membenarkansesuatu.[8]
Menurut Syara', sedekah atau shadaqoh berarti member kepemilikan
pada seseorang pada waktu hidup dengan tanpa imbalan sesuatu dari yang diberi serta
ada tujuan taqorrub pada Allah SWT. Sedekah juga diartikan memberikan sesuatu
yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan (fakir-miskin) dengan
tujuan untuk mendapat pahala.[9]
Menurut Wahyu (2007: 5) sedekah itu berarti menyisihkan sebagian harta
yang dimilikinya untuk diberikan kaum fuqara wal masakin atau orang yang
berhak mendapatkannya dengan hati yang ikhlas dan mengharap dari ridha Allah.
Pemberian kepada orang lain, baik bersifat materi maupun nonmateri secara
sukarela, tanpa nisab, dan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun, serta kepada siapa pun tanpaaturan dan syarat,
kecuali untuk mengharapkan ridho Allah.[10]
2.1.1.2 . Hukum Sedekah
Sedekah
secara umum, yang berarti non materi, seperti kebaikan dan senyuman sekalipun
tetaplah diberikan kepada siapa saja dan kapan saja. Menurut Wahyu (2007: 10)
sedekah tidak terbatas tempat dan golongan, siapa saja berhak mendapatkan
sedekah. Tetapi pada dasarnya ada dua golongan utama yang paling berhak
mendapatkan sedekah, yaitu:
a. Sesama
muslim, yaitu pemberian sedekah yang dilakukan kepada siapa saja baik fakir
miskin atau orang terlantar yang seagama lebih utama mendapatkan sedekah
daripada non-muslim.
b. Sedekah
dapat diberikan kepada siapa saja, tidak memandang dari agama, ras, suku,
kebangsaan, status sosial, maupun kehidupannya. Sedekah diberikan bagi siapa
saja yang membutuhkan uluran tangan, baik berupa materi maupu spiritual.[11]
Al-Quran dan Hadist menganjurkan untuk melakukan sedekah akan
tetapi tidak sebagaimana kewajiban mengeluarkan zakat, dan sholat. Karena
sedekah tidak ada ketentuan dan kadarnya seperti zakat, sedekah tidak ada
ketentuan pelaksaannya seperti ibadah sholat. Dan tidak ada dosa yang
dijelaskan seandainya seseorang tidak melakukan sedekah sebagaimana ibadah
melakukan zakat dan sholat.
Akan tetapi secara umum, sedekah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sedekah yang wajib dan sedekah yang sunah. Sedekah yang sunah pun dibedakan
menjadi dua, yaitu sedekah yang pahalanya tidak senantiasa
mengalir, dan sedekah yang pahalanya senantiasa mengalir meskipun pihak yang
menyedekahkan hartanya telah meninggal dunia. Dalam sabda Rasulullah, nabi
bersabda.”Diriwayatkan dari AbuHurairah ra. bahwa Rasulullah bersabda:
Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali
tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shaleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan AbuDaud)[12]
Sedekah
merupakan pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara
spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Shodaqoh
juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah dan pahala semata. Sedekah dalam
pengertian diatas oleh para fuqoha (ahli fikih) disebut Sadaqah at-Tatawwu’ (sedekah
secara spontan dan sukarela).[13]
Sedekah yang tidak disertai dengan rasa yang ikhlas tidak dapat digolongkan
sebagai bentuk sedekah, tetapi hanya dipandang sebagai pemberian belaka.
Sedekah adalah pemberian dari muslim ke sesama muslim atau non-muslim. Jadi
pemberian yang berasal dari nonmuslim, meskipun diberikan dengan hati yang
tulus, tetap tidakdikategorikan sebagai sedekah. Imam Ja’far As-Shadiq pernah
berkata, “sedekah itu wajib dilakukan setiap anggota tubuhmu, untuk setiap helai
rambutmu, dan untuk setiap saat dalam hidupmu”.
2.1.1.3. Perbedaan Sedekah, Zakat, Infaq,
dan Wakaf
a.
Sedekah
merupakan pemberian kepada orang lain baik bersifat materi maupun nonmateri
secara sukarela, tanpa nisab, bisadilakukan kapan pun, dimana pun, dan oleh
siapa pun, tanpa aturan dan syarat, kecuali mengharap ridha Allah (Sanusi,
2009: 10-12).
b.
Zakat
yaitu mengeluarkan sebagian dari harta yang telah mencapai nisab (batas
kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq),
dan kepemilikan harta telah mencapai hawl (1 tahun). Zakat terikat
batasan hawl dan nisab yakni batasan waktu dan jumlah yang mewajibkan
zakat. Zakat juga telah menentukan kepada siapa saja yang berhak
menerimanya (Yusuf, 2004: 34).
c.
Infak
yaitu mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan agama islam.
d.
Wakaf
adalah penahanan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah untuk
kepentingan mubah yang bermanfaat, baik kepada masyarakat secara umum dan kepada
penerima wakaf secara khusus (Mubarak, 2008: 8-9). Sepintas pengertian Infak
dan Wakaf hampir sama dengan Sedekah, hal yang membedakan yaitu infak dan wakaf
harus berbentuk materi, sedangkan sedekah tidakharus berbentuk materi.
2.1.1.4. Macam- macam sedekah
Sedekah dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja,
dan kepada siapa saja. Oleh karena itu, sedekah juga bisa dilakukan dengan apa
saja, baik dengan harta atau materi, maupun bukan harta atau nonmateri. Menurut
Muhammad Sanusi (dalam The Power of Sedekah, 2009) pemetaan macam-macam
bersedekah dibagi menjadi dua macam, sedekah materi dan sedekah nonmateri
(sedekah potensi).
1.
Sedekah
Materi
Sedekah melalui harta benda merupakan sedekah dalam arti konvensional,
yang dilakukan antar sesama melalui momenmomen tertentu. Pada umumnya manusia
lebih cenderung memikirkan kebutuhan ekonominya dari pada kebutuhan lain.
Sedekah dengan harta merupakan representasi dari kepekaan atau sensitifitas
terhadap keadaan masyarakat. Orang yang mempunyai harta lebih dari pada mereka
yang kekurangan dan membutuhkan bantuan, maka sedekah harta adalah yang paling
dianjurkan untuk dilakukan. Seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 267
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhsÛ $tB óOçFö;|¡2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚöF{$# ( wur (#qßJ£Jus? y]Î7yø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmÉÏ{$t«Î/ HwÎ) br& (#qàÒÏJøóè? ÏmÏù 4 (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# ;ÓÍ_xî îÏJym ÇËÏÐÈ
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman, Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan dari sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri
tidak mau mngambilnya melainkan dengan memincingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Kaya, Maha Terpuji”. (QS. Al-Baqarah: 276).[14]
Ayat diatas menunjukan bahwa
keharusan untuk menafkahkan harta benda dijalan Allah termasuk dalam hal
menyedekahkan sebagian harta yang halal dan yang baik kepada mereka yang membutuhkan.
2.
Sedekah
Potensi
Telah disebutkan bahwa sedekah tidak hanya berbentuk materi saja,
ada banyak hal yang dilakukan untuk mempraktikan amalan sedekah, diantaranya:
a. Potensi tenaga, yaitu kemampuan untuk difungsikan dan dimanfaatkan
dalam melakukan kegiatan positif. Seperti membantu orang lain, gotong royong
membangun masjid, membersihkan lingkungan, melestarikan sarana dan prasarana lingkungan,
menjaga keamanan lingkungan serta membuang atau menyingkirkan duri di jalan
termasuk sedekah dengan tenaga.
b. Potensi
pikiran, merupakan kemampuan untuk berfikir dalam memecahkan setiap persoalan
yang dihadapi manusia. Seseorang yang berada dalam kesulitan maka dapat
bersedekah dengan sumbangan saran dan nasihat yang baik (Muhammad Sanusi, 2009:
13-20). Rosulullah bersabda :”Janganlah sekalikali engkau meremehkan suatu
kebaikan, walaupun hanya menemui saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang
ramah”. (HR. Muslim).
Menurut
Wahyu (2007: 15-22) macam sedekah tidak kenal batasan, secara garis besar bahwa
sedekah tidak melalui sosial, harta duiniawi saja, akan tetapi juga dengan
harta rohani.
1) Sedekah dengan harta duniawi berupa uang, pakaian, pangan, atau
benda apapun yang dilihat oleh mata dan milik pribadi. Allah berfirman dalam
surat Al-Imran ayat 92, Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan,
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu
infakkan, tentang hal itu maka sungguh, Allah mengetahuinya.” (QS.
Al-Imran: 92)[15]
Menafkahkan sebagian
harta dengan mengharap ridho Allah jauh lebih baik daripada hanya sekedar
memberi tanpa arti, atau mengharapkan imbalan dari orang lain. Sedekah berupa
harta benda memang tidak dibatasi siapa yang memberi dan menerima, tentang sedekah yang diberikan dari orang
nonmuslim ada konteks tertentu yang berhak untuk diseleksi (karena terhalang
agama).
2) Sedekah
yang bukan berupa harta duniawi, melainkan bisa dilihat dengan hati, yaitu
sedekah yang berupa kebaikan, memberikan pertolongan, bahkan memberikan
senyuman dapat diketegorikansebagai sedekah.
2.1.1.5. Manfaat dan Hikmah sedekah
Bersedekah memberikan banyak manfaat bagi siapa saja
terutama
bagi
yang memberi sedekah, antara lain yaitu:
a. Dapat
menenangkan jiwa, yaitu dijauhkan dari rasa gelisah, resah, bingung, dan
bimbang, atas semua urusan dunianya.
b. Ada
perasaan bahagia karena telah menolong orang lain.
c. Akan
ditingkatkan derajatnya di mata Allah SWT.
d. Dimudahkan
urusan dunia oleh Allah.
e. Diberikan
solusi terbaik dari segala permasalahannya.
Manfaat lain yang diperoleh dengan bersedekah yaitu mensucikan hati
dan sifat bakhil, dan membersihkan harta dari terambilnya hak-hak orang lain
(Wahyu, 2007: 23). Hikmah bersedekah menurut Ibrahim (2010, 85-87) antara
lainyaitu:
a.
Sedekah
sebagai obat. Dalam hadits dsebutkan, “Obatilah orangsakit di antara kalian
dengan sedekah.”
b.
Allah
akan melipat-gandakan pahala orang yang bersedakah. (Firman Allah dalam Surat
Al Hadid: 18).
c.
Sukses meraih keinginan dan selamat dari
sesuatu yang dihindari. (surat At-Taghabun: 16).
d.
Sedekah
dapat menolak kematian yang buruk. Dalam hadisdisebutkan , “Sesungguhnya
sedekah itu memadamkan murka Rabb dan menolak kematian yang buruk.”
e.
Sedekah
dapat melindungi/menaunginya di hari kiamat. Mendekatkan diri kepada Allah.
(surat Al-A’raf: 56).
2.1.1.6. Perilaku sedekah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan.[16]
Perilaku sedekah yang dimaksudkan adalah perbuatan melakukan sedekah yang
dilakukan secara ikhlas, meningkat, terus menerus dan istiqomah dengan
mengharap ridho Allah (Sanusi, 2009: 40). Bersedekah tidak hanya dalam keadaan
lapang, tetapi dalam keadaan susah akan melakukan sedekah. Perilaku sedekah
seperti itu yang diterapkan pada diri seseorang (Mansyur, 2010: 12-15).
Pengelolaan sedekah sama halnya pada
pengelolaan zakat, akan tetapi pada penyaluran sedekah tidak sama seperti
zakat. Pada penyaluran zakat telah ditentukan kepada siapa saja yang berhak
menerimanya. Sedangkan sedekah diberikan pada hal-hal yang bersifat sosial,
seperti mambantu korban bencana alam, memberikan santunan kepada anak yatim,
memberikan bantuan kepada anak kurang mampu untuk sekolah, dan kegiatan sosial
lainnya.
Sedekah juga merupakan bentuk syukur
seorang hamba kepada Tuhan atas anugrah nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan
cara yang paling tepat bagi seorang hamba untuk bersyukur adalah dengan
memanfaatkan harta benda dalam hal kebaikan karena dicari dan dikumpulkan
dengan cara yang baik. Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta yang baik,
akan mendidik seseorang menjadi pribadi yang rendah hati, dan belajar hidup
bersahaja.[17]
2.2. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut: bahwa ada pengaruh antara praktek
perilaku kegiatan sedekah seribu (serbu) setiap malam jum’at terhadap pembentukan
karakter dan jiwa santri yang gemar bersedekah tanpa pamrih dan paksaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
3.1.1. Jenis dan
Metodologi Penelitian
Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini,
maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya penelitian
kuantitatif dilakukan pada penelitian internal (dalam rangka menguji hipotesis)
dan menyandarkan kesimpulan hasil pada suatu probabilitas kesalahan penolakan
hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi
perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang akan
diteliti. Padaumumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel
besar.[18]
Variabel penelitian yaitu obyek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.[19]
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variable terikat (dependent variable). Untuk lebih
jelasnya penulis merumuskan variabel-variabel sebagai berikut:
1.
Perilaku
sedekah (Variabel Independent (X))
2.
Perkembangan
Jiwa Santri (Variabel Dependent (Y)).
3.2.
Definisi Konseptual dan Operasional
Untuk
memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari masing-masing definisi
konseptual dan operasional dapat dijelaskan seperti berikut.
3.2.1. Definisi Konseptual
1. Perkembangan
jiwa dan karakter santri
Perkembangan jiwa merupakan suatu bentuk
usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik agar mencapai pada satu titik
atau puncak menuju kesuksesan dan kemandirian. Perkembangan jiwa di lakukan
oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih
maju dan berkembang.[20]
2. Perilaku Sedekah
Perilaku sedekah adalah perbuatan melakukan sedekah yang dilakukan
secara ikhlas, meningkat, terus menerus dan istiqomah dengan mengharap
ridho Allah. Bersedekah tidak hanya dalam keadaan lapang, tetapi dalam keadaan
susah akan melakukan sedekah.[21]
3.2.2. Definisi Operasional
Sedekah
adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Sedekah juga diartikan memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang
memerlukan bantuan (fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala. Menurut Sanusi
(2009: 40) perilaku sedekah adalah perbuatan melakukan sedekah, baik sedekah
materi maupun nonmateri yang dilakukan secara ikhlas, meningkat, terus menerus
dan istiqomah dengan mengharapkan ridho Allah. Pengukuran perilaku
sedekah dapat dilihat dari skala pengukuran yang meliputi:
1. Syukur
adalah bentuk rasa terima kasih yang mendalam atas nikmat dan anugrah yang
telah Allah berikan.
2. Motivasi
adalah suatu kekuatan (power), tenaga (forces), daya (energy), atau suatu keadaan yang
kompleks (a complex state), dan kesiap-sediaan (prepratory set)
dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak.Motivasi muncul dari dalam individu itu sendiri dan juga bisa dipengaruhi
oleh lingkungan.
3. Frekuensi
yaitu seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
4. Ikhlas adalah melakukan sesuatu yang murni yang tidak tercampur
dengan hal-hal yang bisa mencampurinya (Mustofa, 2009: 9)[22]
3.3.
Sumber dan Jenis Data
Data
primer dalam penelitian ini bersumber dari data skala, yang diperoleh dari skor
skala perilaku sedekah dengan skor skala perkembangan jiwa dan karakter santri
Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo dalam melakukan
kebiasaan bersedekah. Dari data tersebut
akan diperoleh pengukuran tingkat tinggi atau rendahnya subjek dalam
penelitian.
Data
sekunder dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku, file-file, dan
dokumen-dokumen yang tersimpan di kantor sekretariat Pon-Pes Al-Inayah, serta
dapat diperoleh melalui pimpinan Pondok Pesantren, stafstaf, dan para pengurus
yang lain.
Sumber
data adalah subjek dari mana data itu dapat diperoleh.[23]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.
Sumber
data primer adalah sesuatu yang dijadikan rujukan untuk memperoleh data pokok
dalam suatu penelitian (Hasan, 2002: 82). Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data primer adalah para santri pondok pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang
yang berjumlah 600 santri putra dan putri. Dari sumber data tersebut diperoleh
data tentang perilaku sedekah seribu (Serbu) terhadap perkembangan jiwa dan
karakter santri dalam melakukan sedekah tanpa pamrih dan paksaan (Ikhlas) dalam
kehidupan sehari-hariannya.
Sumber data sekunder adalah sesuatu yang dijadikan sebagai
pendukung atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.[24]Sumber
data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada relevansinya
dengan sedekah, jurnal, dan secretariat Pon-Pes Al-Inayah,
serta dapat diperoleh melalui pimpinan Pondok Pesantren, stafstaf, dan para
pengurus yang lain. Dari sumber
data tersebut diperoleh data monografi yaitu gambaran tentang denah atau peta
keberadaan Pon-Pes Al-Inayah Rimbo Bujang, dan data Geografis yaitu gambaran
mengenai Pon-Pes Al-Inayah Rimbo Bujang dengan beberapa tempat yang ada
disekitarnya
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi berhubungan dengan
data, bukan manusiannya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.[25]
Sedangkan sampel menurut Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi yang akan
diteliti.[26]
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
sampel cluster. Pengambilan sampel dengan cara cluster (cluster
random sampling) adalah dengan melakukan randomisasi terhadap kelompok,
bukan terhadap subjek secara individu.[27]
3.5. Tehnik Pengumpulan Data
Berupa metode yang digunakan dalam
menyusun skripsi ini diantaranya:
3.5.1. Angket
atau Kuesioner
Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab
atau dikerjakan oleh orang atau anak yang akan diselidiki respondennya.[28]
Metode ini, peneliti gunakan untuk mengukur perilaku sedekah dan perkembangan jiwa
dan karakter santri.
1) Skala Perilaku sedekah
Skala perilaku sedekah dimaksudkan untuk mengukur tingkat perilaku
sedekah. Skala ini berdasarkan pada beberapa pandangan yang mengungkapkan bahwa
perilaku sedekah terdiri dari empat aspek, yaitu: 1). Syukur (Mansyur, 2008:
16-18). 2). Motivasi (Najati, 2005: 210). 3). Frekuensi (Makmun, 200: 40). 4).
Ikhlas (Mustofa, 2009: 9).
Skala Perilaku Sedekah terdiri dari 36 item pertanyaan, diantaranya
20 item pertanyaan Favorabel dan 16 item pertanyaan Unfavorabel. Setiap
indikator terdiri 8 sampai 10 item pertanyaan, 4 sampai 5 pertanyaan Favorabel
dan 4 sampai 5 item pertanyaan Unfavorabel. Skala perilaku sedekah
dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah
suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Skala Likert tersebut
terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS) (Azwar, 1998:
90). Jenis item pertanyaan ada dua macam, yaitu Favorabel dan Unfavorabel.
Item Favorabel adalah pertanyaan yang seiring dengan pernyataan,
sedangkan item Unfavorable adalah pertanyaan yang tidak sesuai dengan
pernyataan. Skor setiap item skala perilaku sedekah berkisar antara 1 sampai 4
sebagaimana dalam tabel.
Skor
Jawaban Item
SS
|
4
|
1
|
S
|
3
|
2
|
TS
|
2
|
3
|
STS
|
1
|
4
|
Untuk mempermudah dalam penyusunan skala perilaku sedekah, maka
terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi skala Perilaku Sedekah sebagai mana
dalam tabel.
Blue
Print Skala Perilaku Sedekah
No
|
Indikator
|
Nomor
Item
|
Jumlah
Item
|
|
Favorabe
|
Unfavorabel
Item
|
|||
1
|
Syukur
|
1,
2, 3, 13, 35
|
4,
5, 6, 32
|
9
|
2
|
Motivasi
|
7,
8, 9, 10, 30, 31
|
11,
12, 14, 15
|
10
|
3
|
Frekuensi
|
16,
17, 18, 29, 36
|
19,
20, 21, 33
|
9
|
4
|
Ikhlas
|
22,
23, 24, 34
|
25,
26, 27, 28
|
8
|
|
Jumlah
|
20
|
16
|
36
|
Pengujian
Validitas dan Reliabilitas
Sebelum skala perilaku sedekah digunakan pada
penelitian yang sesungguhnya, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba
dilakukan terhadap para santri putra dan putrid pondok pesantren Al-Inayah
Rimbo Bujang pada tanggal 27 Desember
2016 dan 01 Januari 2017. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk memilih
item-item yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Seleksi item
dilakukan dengan melakukan pengujian validitas terhadap 36 item. Pengujian
digunakan dengan menggunakan analisis formulasi korelasi product moment dari
Pearson, dan penghitungan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00
diketahui, bahwa dari 36 butir angket tentang perilaku sedekah yang valid
berjumlah 26 butir, sedangkan yang tidak valid (drop) berjumlah 10 butir.
Koefisien validitas instrumen angket perilaku sedekah
bergerak antara 0,099 sampai 0,663 dan Alphanya 0,813 (Hasil Uji
Validitas dengan program SPSS versi 12.00 terlampir).
Item yang valid dan tidak valid sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Sebaran
Item valid dan tidak valid (drop) pada Skala Perilaku Sedekah
Kriteria
|
Item
Nomor
|
Jumlah
|
Valid
|
1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18,20, 23, 24, 25, 27, 28, 30,31,
32, 33, 35
|
26
|
Drop
|
11,
15, 16, 19, 21, 22, 26, 29, 34, 36
|
10
|
Untuk
uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha = 0,813
Nilai Alpha
lebih besar dari pada r_tabel maka butir soal reliabel (0,813 > 0,271
berarti reliabel).
Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah
item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item Skala perilaku sedekah sesudah
uji coba yang telah diurutkan kembali dapat dilihat pada table berikut ini:
Blue
Print Skala Perilaku Sedekah Pasca Uji Coba
No
|
Indikator
|
Nomor
Item
|
Jumlah
Item
|
|
Favorabel
|
Unfavorabel
|
|||
1
|
Syukur
|
1,
2, 3, 12, 26
|
4,
5, 6, 24
|
9
|
2
|
Motivasi
|
7,
8, 9, 10, 22, 23
|
11,
13
|
8
|
3
|
Frekuensi
|
14,
15
|
16,
25
|
4
|
4
|
Ikhlas
|
17,
18
|
19,
20, 21
|
5
|
Jumlah
|
15
|
11
|
26
|
3.5.2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan
data dengan jalan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, tatap muka antara pewawancara dan responden (Susanto, 2006: 128).
Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang bagaimana pembiasaan perilaku sedekah di kalangan
santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Untuk memperoleh
data tersebut penulis melakukan wawancara dengan beberapa pengurus dan beberapa
santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3.5.3. Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Susanto, 2006: 126).
Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang situasi umum yakni pada pembiasaan perilaku sedekah di
kalangan santri Pondok Pesantren Al-Inayah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3.6. Tehnik Analisis Data
Dalam pengolahan data yang
diperoleh, digunakan analisis regresi satu prediktor, yaitu untuk menganalisis
seberapa besar pengaruh variabel (X) perilaku sedekah terhadap variabel (Y)
yaitu perkembangan jiwa dan karakter santri dalam membiasakan sedekah.
Dalam pengolaan data yang penulis
peroleh, digunakan tiga tahap, yaitu: setelah data terkumpul, langkah
selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Di sini digunakan satu prediktor
dengan skor kasar yaitu menganalisis seberapa besar pengaruh variabel (X)
perilaku sedekah terhadap variabel (Y) jiwa dan karakter santri dalam
membiasakan sedekah. Adapun tahapan analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan pada umumnya
dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi/pembagian kekerapan keseringan
secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan
data yang akan mencari pengaruh antara variable independen (X) dengan
variabel dependen (Y) dengan dicari melalui analisis regresi satu
prediktor (Hadi, 1994: 209).
3. Analisis Lanjutan
Merupakan analisis pengolahan lebih
lanjut dari hasil analisis uji hipotesis. Dalam penelitian ini membuat lembar interpretasi
dari hasil yang telah diperoleh dengan jalan membandingkan harga Freg yang telah diketahui dengan jalan Ft 5% atau Ft 1% dengan kemungkinan:
a.
Jika
harga Freg lebih besar dari Ft 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis
diterima).
b.
Jika
harga reg F kurang dari Ft 1% atau 5% maka signifikansi (hipotesis
ditolak).
Rumus Analisis Regresi Sederhana
Sumber Varian
|
Db
|
JK
|
RK
|
Freg
|
Regresi
|
1
|
aΣXY + KΣY- (ΣY)²
N
|
JKreg
Dbreg
|
RKreg
RKres
|
Residu
|
(N-2)
|
Σ Y² - a ΣXY - K ΣY
|
|
|
Total
|
(N-1)
|
ΣY² - (ΣY)²
N
|
|
Keterangan:
a :
Koefisien prediktor
K :
Bilangan konstanta
N :
Jumlah sampel yang diteliti
ΣX
:
Nilai dari variabel X
ΣY
:
Nilai dari variabel Y
ΣX² :
Nilai kuadrat dari variabel X
ΣXY :
Hasil kali dari variabel regresi
JKreg
:
Jumlah kuadrat regresi
JKres
:
Jumlah kuadrat residu
RKreg
:
Rata-rata kuadrat residu
RKres
:
Rata-rata kuadrat residu
Db :
Derajat kebebasan (N-1)
Dbreg :
Derajat kebesaran regresi (1)
Dbres
:
Derajat keabsahan (N-2)
Demikian BUK…. Tugas yang di berikan
kepada kami,kami telah berusaha semampu kami,jika ada kekurangan dan kesalahan
mohon dimaklumi dan jangan bosan-bosan untuk membimbing dan memberikan teguran
kepada kami……. Terima kasih atas semuanya mudah-mdahan ilmu yang IBUK ajarkan
kepada kami menjadi ilmu yang bermanfaat
dan bisa kita amalkan dan kami sampaikan kepada orang lain………
F.Monthana@yahoo.com
[1] M. Irfan
El-Firdausy,Dahsyatnya Bersedekah (meraih berkah dari bersedekah),2009.Yogyakarta:
Cemerlang Publishing, hal.14
[2] Iskandar, ,Sedekah
Membuka Pintu Rezeki,1994,Bandung: Pustaka Islam
[4]
Wawancara Bapak
Badruddin,S.Pd.I (Sekretaris Umum Pon-Pes Al-Inayah),31 Desember 2016 Kec.Rimbo
Bujang Kab.Tebo
[5] Ana
Retnoningsih dan Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: CV.
Widya Karya.
2006, hal. 80,
[7] Mentri Agama
RI, Alquran dan Terjemahnya, 2002, hal. 264
[8] Iskandar, Sedekah
Membuka Pintu Rezeki,, 1994, Bandung: Pustaka Islam, hal. 35
[9] Shodiq, Kamus
Istilah Agama, 1988, Jakarta: Al-amin, hal. 289
[16]
Ana
Retnoningsih dan Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, , 2006,
Semarang: CV. Widya
Karya.
[17] M.
Irfan El-Firdausy, Dahsyatnya Sedekah (meraih berkah dari sedekah),
2009, Yogyakarta:
Cemerlang Publising. Hal. 39-40
[19]
Suharsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , 2007, Jakarta:
Rineka
Cipta, hal. 118
[23]
Suharsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , 2007, Jakarta:
Rineka
Cipta, hal. 194
[24] Sumadi
Suryabrata,. Metodologi Penelitian. 1998, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, hal. 85
[25] Margono, Penelitian
kualitatif, 2000, Yogyakarta : Raja Grafindo Persada, hal. 118
[26]
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. ,
2007, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 194
izin copas sebagian ya kak......
ReplyDelete